Today, I have a wonderful experience.
I became a teacher. Hahaha... a little teacher. Because I’m a little girl.
Jadi, kemaren tanggal 6 mei 2013, aku
diajak sama dek mita dan dek ulin buat ngajarin anak-anak SD-SMP di wilayah
Bogeman, Magelang. Ketika itu, aku belum tahu dimana tempatnya. Dan aku
bingung. Gimana berangkatnya ya??
Hhehe, karena dek mita sama dek ulin
yang ngajak, setelah di brefing beberapa saat, barudeh aku mudeng. Hehehe, maaf
ya,,, kakak lama mudengnya... Terus, ketika aku mau berangkat, dek putri pengn
ikutan. Jadi, aku boncengin dek putri, dia soalnya rumahnya jauh, dan katanya
mau nebeng aku, ya udah, mendingan karena pulang bareng, sekalian aja berangkat
bareng juga.
Akku janjian di gang bogeman wetan.
Kalo nggak salah itu nama gangnya. Nah, ternyata beruntungnya aku, di
belakangku ada koh deva. Hehe, dia itu yang pertama ngajakin mita sama bela.
Jadi, sekarang koh deva yang nunjukkin jalannya. Hehe,
Ternyata! Subkhanallah,,, jalan menuju
ke tempatnya itu kecil dan berkelok-kelok. Butuh suatu perjuangan hehehe.. kalo
ada dua motor lewat di jalan yang sama tapi berlawanan arah, salah satu motor kudu
ngalah, berhenti dulu, baru deh motor yang satunya jalan. Baru kalo yang motor
satu dah jalan, gantian motor yang satunya lagi.. So, that’s my sacrifice.
Dan tibalah aku di tempatnya. Bingung
nih, mau parkir dimana, ya udah deh, ngikut koh deva aja. Aku parkir dibawah
tepat di belakang jemuran. Hehe, setelah itu, aku naik. Nah, pas sampe atas
(tempat/ rumah yang dijadikan untuk les) ada adik-adik kecil yang nangis di
atas pohon. Terus ada 2 temannya yang lain berdiri didepan rumah les (sebut
saja markas/ tempat les). Terus aku buju dia.
“loh, dek kok nangis, kenapa?”
Tiba-tiba adiknya marah-marah ngomong
apa agak nggak jelas. Masalahnya pake bahasa jawa dan cepet banget ditambah
pake nagis lagi. Jadi, lengkap sudah. “lha mau jambune tibo ning banyu-banyu
kono, A** we! “
“he? Eh kok gitu? Turun yuk, jangan nagis”
koh deva juga bujuk dedeknya untuk
turun. akhirnya dedeknya nurut. Nah setelah turun, dia malah lari, deketin
temen nya yang dituduh buang jambunya dia ke genangan air. Sambil marah-marah,
dia pukul, temannya, tendang, pukul, tendang dadanya, temennya nggak terima, dia bales tendang, pukul. Tendang,
pukul. Aduh, aku Cuma diem, dan coba mau nglerai, tapi takut dipukul.
Dengan sigap, koh deva melerai dua
anak itu. Dia berada di tengah, diantara kedua anak itu. Anak yang tertuduh
berhadapan dengan koh deva. Namun tangan kiri koh deva merekuh si anak yang
ngejegrek dipohon tadi. Sedangkan tangan kanannya mengamankan tersangka. Kami
tak tahu bagaimana persisnya kejadian itu. Sebenarnya kohalah sepele.
Katanya,
si korban(anak yang di pohon) mau metik jambu. Terus, jambunya dijatuhin. Nah,
jatuhnya diselokan. Nah, ternyata, si yang jadi tersangka, mungkin niat awalnya
mau bantuin. Nah, Pas mau mbantuin ngambil jambunya itu, eh mungkin dia nggak
sengaja jambunya jatuh di genangan air bekas hujan. Nah, si korban nggak
terima, jadilah dia nangis, terus mukulin tersangka. Untung ada koh deva.
Hahaha.... syukron ya koh...
Hahaha, kayakya asik manggil mas deva
jadi koh deva. Hahahaha. Afwan ya mas..
Nah, perkelahian itu berakhir. Tak ada
yang menang tak ada yang kalah. Tapi semuanya sakit, dan berwajah sepaneg. Si
korban di nasehatin, sama si koh deva. Dan ternyata aku bisa lihat sisi
kebapakan dari koh deva. WOWOW! Banget!! Hem, gemessin,,,, keliatan gimana gitu...
Hehehe,. Setelah itu, aku
memperkenalkan who am I? Aku ngenalin diri aku sebagai “kak ila/ mbak
ila!” hehehe... itu nama luarku. Nama nisa dan nadhifa cukup untuk orang-orang
terdekat aja.
L-A-I-L-A dipanggil ILA. Hehehe.. suka
dipanggil itu sebenarnya aku...
Pas ngajarin dedek-dedeknya, aku
kedapetan ngajar SD. Kelas 3 sama 4. Dek putri kelas 5. Dek mita, ulin sama koh
deva kelas 6 dan SMP. Ternyata! Di kelas 4 ada 2 anak yang tadi berulah masalah
jambu-jambu yang tadi. Aku deg-degan. Then, slow but sure, aku berhasil membuat
suasana yang canggung jadi lumayan cair. Untung ada adik-adik berbaju oren PPSM
yang usil, rame, dan emmm lumayan imut, hehehehe, dia nglucu terus, setiap aku
ngomong dikit, dia nimpali. But, asik dah!
Kapan-kapan aku foto sama dia deh.
Hehehe...
Aku kenalan sama mereka. Seingetku,
tadi aku ngadepin 5 atau 6 anak. Satu diantara mereka perempuan. Namanya Dila
(cewek), yudha(si imut, baju oren PPSM), Rizal (yang jadi tersangka),
indra(Anak pohon), dan jefri (satu-satunya anak kelas 3 diantara mereka).
Ketika KBM berlangsung, semua anak
ceria, berlomba-lomba menjawab pertanyaanku. Pada awalnya, aku menjelaskan
pelajaran matematika, tentang pencerminan. Mereka cepat tanggap. Kata mereka,
itu pelajaran mudah, tapi, kenapa suruh ngulangin bab itu ya? Terus, pindah ke
pelajaran ipa. Yah, ada sedikit problem, but, alhamdulillah aku dibantu mbak
zulaikah (dia kakak kelas sd ku. Aku kaget, kok dia bisa disini. Katanya dia
juga baru pertama kali ngajar les itu. Dan dia jadi patnerku sekarang. Hehehe).
Setelah mereka bosan, mereka ganti,
ada 2 orang yang pengen pelajaran Bahasa jawa, terus dua orang tyang lain
pengen b. Ingggris. Nah, yang lain Cuma diem. Karena yang milih bahasa jawa itu
orangnya rame dan usil, jadi, b.inggris tersingkirkan. Mereka mengecap bahasa
inggris itu sulit.
“mbak, kuwi mumeti. Pokokmen ribet
mbak,rasah to”
“lho? Biar jadi mudeng to dek, bahasa
inggris aja ya,..”
“wha, ribet, riwet, mumeti” katanya
sambil tiduran muter-muter dilantai. Pertanda tak setuju.
Yaudah, deh, bahasa jawa, sebenarnya
bingung mau bahas apa kalo bahasa jawa. Ya udah mereka tak tanyain, dah apal
aksara jjawa belum?
Dan mereka jawab”belum” tapi ada yang
jawab,
“udah mbak!” kata si anak pohon tadi
“wah, alhamdulilah, bagus itu, yang
belum apal gimana? Mau nnulis aja po sekarang?”
“wah, nggak usah” kata si baju oren.
“aku apal mbak, tapi suma ha sama ra
aja” si anak pohon menambahkan.
“hahahahahah” kita semua tertawa
bersama. Pokoknya seru abis! Mau aku tulisdisini nggakcukup.
Baru deh kita belajar bahasa inggris,
setelah kami bujuk berulang kali. Dan aku mengutarakan tentang makna belajar,
yaitu dari belum tahu menjadi tahu. Mereka pun setuju. Tapi, cara mengajarku
aku rubah, bukan dekte. Tapi, soal rebutan. Dan mereka exited sekali!!
Tapi sebelum itu, kita bahas bareng dulu. Nah, setelah pertanyaan rebutuan,
ganti dengan teka-teki. Aku sebutin clue dan mereka menjawab apa itu dengan
bahasa inggris. Materi nya tentang fruits and vegetables.
Ada seorang anak yang namanya jefri. Berperawakan
kecil, kurus, pendiem, item (ehm, sama kaya aku :p) ketika anak kelas 4
belajar, aku tanya dia. Dek, mau belajar apa? dia Cuma geleng kepala. Aku tanya
lagi, dek bahasa inggris dikelas dah sampe mana? Dia Cuma diem, aku tanya,
fruit sma vegetable udah? Dia Cuma ngangguk. Dan ketika itu aku tak tahu kalo
rona wajahnya berubah jadi merah.
“lah, mbak grogi mbak, nganti rupane
abang ki lho. hahaha”
“eh? Merah? Hehehe” aku kaget, terus
aku liat dek jefri. Emang bener wajahnya yang gelap itu bersemu merah. Lucu
deh, emang deh, tingkah anak itu macem-macem. Lucu ah!!!! Suka deh!
Jam menunjukkan pukul 17.06.
“mbak jam berapa sekarang?” kata si
baju oren
“jam 5 dek, kenapa? Udah jamnya pulang
ya? Mau udahan?”
“nggak usah mbak, jangan dulu. Nunggu
pak gurunya (mungkin yang dimaksud koh deva) datang aja. Baru pulang ya mbak!
Apa kita nginep aja po mbak?”
wah, keren! Mereka begitu semangat!
Dan mereka sampe nggak mau pulang. Karena kupikir, pembelajaran kali ini tak
perlu banyak-banyak, maka aku aja mereka bermain. Ketika aku tawarin mereka mau
mainan apa? Mereka jawab mau main “Tralala lerom” dan aku kaget kok mereka
tahu? Mungkin dek mita sama ulin yang ngajaarin. Hehehe. Oke kita akhirnya main
itu.
Ketika sampe di level 5, mereka agak
belepotan. But, lanjuuut!! Nah, level 6, aku nggak konsen, jadi aku salah
masalahnya aku malah liat anak-anak yang ngliatin di luar rumah. Mereka
ngelonggok di pintu dan jendela mernyanyi kemceng-kenceng. Ternyata mereka juga
hapal. Setelah kuperhatikan dia gerombolan anak kelas 6 dan SMP. Oke, gara-gara
itu, aku salah. Mereka semua membully aku. Karena aku sportif, aku bilang,
“oke, deh, nih, kakak siap wes, mau
dihukum apa aja. Terserahkalian”
“nyanyi”
“coret pake bedak”
“pake tepung aja”
Wah, semua anak riuh saling besekongkol
dan timpal-memenimpali berunding, hukuman apa yang cocok buatu. Akhirnya, si
baju oren, masuk ke rumah, ngambil terng, diikuti anak-anak kelas 3,4,5. Semua
yang ada diruangan itu mengejarku dan wajahku di pegang-pegang. Aduh, mak
sengkring! Gimana gitu rasanya. Tangan kecil mereka terasa halus mampir dipipiku. Untungnya tak banyak anak yang tega menodaiku
denga tepung itu. Hehehhe. Makasih ya dek.
Pokoknya, that’s nice moment! New
event! And really make me happy. J
Komentar
Posting Komentar