Bruk!! Brak!! Astagfirullah, Ya Allah… tolong … a.. aa.aa (kemudian kupejamkan mata). Seketika itu kurasakan seolah ada seseorang yang berusaha membangunkan badanku. Kulihat siapa dia.
“Oh, bu, bentar, saya coba
berdiri sendiri saja,” mendengar kataku, ibu-ibu berhati malaikat itu melepaskan
rengkuhan kedua tanggannya di badanku yang seolah sedang berusaha untuk
membantuku berdiri. Dan well, aku bisa berdiri sendiri, berarti tak ada luka
yang serius batinku.
Flash Back….
Pukul 8.00 nana tiba dirumah, kemarin
nana habis jalan jalan ke bandung bareng rombongan KMT. Sepulangnya nana capek.
Barang bawaanku beranak, ga Cuma punya nnana doing, tapi punya temen sekamar
beranaknya minta ampun. Syaifillah. Ya dia adalah temen sekamar nana. Blanjaan
oleh olehnya Subhanallah banget. Buanyaaaaaaaakkk Buangetttt.. okkelah untung
nana kemarin ke kampus membawa motor, jadi pulangnya ga ribet. Oh iya, nana
sesampainya di kos, tepar capek banget, tapi seneng lihat foto foto nana yang
disana banyak dan keliatan canttik cantik. Hehehe… apalagi kemaren temen nana
yang kece-kece nenemin nana main di bandung, ya walau mainnya Cuma disekitaran
ITb cukup melepas kangen sama mereka.
Singkat cerita nana malemnya
badannya panas, tenggorokan ga enak, kakinya dingin. Pokoknya istilah jawane
“awake nggregesi”. Tapi tetep, nana gam au keliatan sakit, ya udah nana senyum
senyum ketawa ketawa aja, tapi sambil “kelekaran” di kasur. Ditemeni Syaifillah
mainan hp. Nah, akupun tergoda dengan HP yang tergeletak tak jauh dari sebelah
nana. Langsung aja aku ambil hp itu, aku mainin sepuasnya. Biasaaaa nana ramein
chat sana sini. Tapi ga berani heboh di grup angkatan SMA atau Angkatan TI
2014, takut dikacangin. Wkwkwkwkwk
Ya udah aku ngrecokin grup rohis
aja, bilang kalau aku lagi sakit, ucapin gws dong… wkwkwkwk ngenes banget
yaaa?! Untung ada beberapa temenku yang ngePM aku yaaahh lumayan ga bosen lah,
ada temen ngobrol. Thx guys kalian emang ngerti banget disaat nana lagi butuh
temen buat ngobrol. Terus, nana ga bisa bobok, sampe malem banget,,,
Paginya nana bangun terus nana
paginya mandi, ngurus-ngurus berkas ke kampus bentar. Kemudian, nana packing,
bersih bersih ruangan. Karena dah rapi, nana nganterin temen nana ke jombor,
trus nana balik kerumah lempong. Terus kunci rumah, habis itu nana pulang ke
magelang. Alhamdulillah setelah sholat dhuhur, nana sudah selesai packing.
Trus, nana lihat HP ternyata magelang hujan deres, ya udah nana pake mantol.
Kusiapkan motor putihku, karena habis pulang dari bandung, nana bawa koper dan
baju kotor. Baju kotor nana masukin bagasi motor, koper nana isi pake oleh oleh
dan krudung produksi nana. Karena kopernya ga muat di taruh depan, nana iket
aja pake tali dibelakang . Alhamdulillah kenceng dan ga “oglak-aglik”. Karena
agak mendung nana ga lupa berdoa. Di tengah jalan nana kadang merapal juz amma
yang pendek pendek yang nana hapal.
Kala itu yang nana rasakan
berbeda, entah kenapa dengan cara apaapun nana merasa berat mata ini untuk
membuka.
Blebat! Astaghfirullah!!
Pandanganku kabur karena merasa ngantuk dan seketika kemudian terjaga. Begitu
terus hingga nana berhasil melewati tugu selamat jalan jogja. Terbesit
keinginan untuk menepi
sejenak. Namun, karena kondisi
hujan yang begitu deras, dan keinginan untuk pulang, keinginan untuk ikut
membantu dalam kepanitiaan di IMAGE, serta melihat bawaan ku yang banyak, 1
koper dibelakang dan kresek di depan membuat nana enggan menepi.
Selama perjalanan yang nana
rasakan hanya mencoba untuk membuat mata ini tetap terjaga. Namun, Nana merasa
seakan dibawa melayang oleh kuda putih.. seeeeeeeeetttt (merem), dan tiba tiba
jeglek! Mataku terbelalak, seeeett…. Jeglek!!! Begitu hingga seterusnya,, mata
ini merem-melek terus,,,
Dan kali ini berbeda,
sseeeeeetttt ,,,,,hah?! Astaghfirulllah!! Ah! (sambil berusaha narik rem) Bruk!! Ya Allah,,sejenak matku tertutup,
kemudian kucoba membuka mata ini perlahan Ya Allah, selamatkan aku, kembali
kupejamkan mata ini, karena Apa kulihat truk besar warna kuning sedang berjalan
menuju arahku. Rasanya seketika itu aku hanya Pasrah. Hanya Allah lah yang bisa
menolong. Tanpa-Nya apa dayaku dikala itu. Terdengar suara ibu ibu “aduhh
aduhh..” suara aduhan ibu ibu itu terdengar semakin dekat.
“Mbak, ayoo mbak ibu bantu.. aduh
aduhh” mata yang semula tertutup mengharap kepasrahan, sekarang aku kembali
terjaga, tak kurasakan apapun. Hanya kebingungan yang menghampiriku pada saat
itu.
“Oh, sebentar bu, coba saya
berdiri sendiri dulu” ucapku ketika mengetahui tangan ibu-ibu yang baik hati
ini berusaha membantuku berdiri
“Oh iya mbak, hati hati ya mbak”
aku hanya memberikan seulas senyumku padanya. Akupun mencoba berdiri.
Alhamdulillah aku bisa. Kurasakan sejenak, dan berusaha mencerna ini semua. Aku
masih belum percaya dengan apa yang nana lihat saat itu. Kuda putih yang nana
tumpangi jatuh terkulai tak berdaya. Kembali nana mencoba merasakan sakit
dibadan. Tak ada rasa perih ataupun pegal saat itu. Hanya kepala terasa beat.
Namun nana tidak merasa pusing, perih, sakit atau aapun. Hanya seakan kepala
berat.
Kutatap kuda putihku yang selama
ini menemaniku kemanapun aku pergi, jatuh tak berdaya. Wajah bagian depannya
rinyek, rungsek, badannya hancur pecah belah. Maafkan aku, gara gara
kelalaianku, kau jadi begini.. Alhamdulillah badanku tak ada barut barut. Hanya
memar memar itu pasti. Kupikir Allah menyelamatkanku melalui kuda putihku.
Badanku terhalang oleh kokohnya badannya. Untungnya aku tak terpental. Aku
jatuh tertelungkup memeganggi sikuda putihku. Tak sanggup kulihatnya dituntun
ke pinggir jalan, semua perhatian tertuju padaku.
Entah kenapa kepala ini terasa
berat. Oh iya, aku memakai helm rupanya. Ketika aku hendak mencopot helm,
kuraba kepalaku ini, loh? Kok ga ada?? Dimana helmnya? Ternyata helmku ada
dibawah kakiku. Kurasakan seakan ada sesuatu yang menempel didahiku. Mungkin
kotoran di aspal tadi. Kucoba mengambil kotoran itu sambil berjalan menepi
ditutuntun ibu ibu berhati bik tadi. Rasanya benyek, namun dibagian tengahnya
ketika jari jariku hendak mengambil kotoran ini kok terasa keras, dan saat jari
jari menjumput, taka da yang nana dapat. Agak risih karena merasa kotoran di
dahi kok tidak bisa diambil. Ku korek korek terus, dan terus karena gemes
dibuatnya.
“Nak, itu kepalanya berdarah..”
eh? Berdarah bagian mana? Pikirku dalam hati. Kuturunkan tanganku yang semula
masih mencoba mengutek ngutek kotoran tadi. Ternyata benar... kudapati darah disana. Ha?
Darah?? Berarti kepalaku? Kepalaku bolong?? Jadi yang benyek benyek tadi
daging?? Kok tengahnya keras? Ha?? Itu tengkorakku?? What?? Kututupi luka
didahiku dengan tanganku. Sarungtangan yang kupakai berlumuran darah. (sarung
tanganku yang bukan full covering finger. Hanya telapak, punggung tangan, dan
separuh ruas-ruas jari aja yang tertutup, jadi ujung jariku masih bisa
merasakan benyek benyek daging di dahiku yang ternyata sobek dan kerasnya tulang
tengkorakku). Entahlah... aku tak mau memikirkannya.. Aku hanya bisa pasrah..
(bersambung)
Komentar
Posting Komentar